Just A Life Journey of A Girl

Just A Life Journey of A Girl

A Life Learner

Semoga,,kehadiranku disini,,dapat sedikit menjadi pewarna dalam hidupmu,,walau hanya setitik...

Kamis, 10 November 2011

Masjid Percontohan Jogokaryan Yogyakarta

1.Nama berasal dari kata Jogokaryo yang artinya 'menjaga wilayah' (nama salah satu divisi pasukan kraton Jogjakarta)

2.Masjid berusaha menempatkan fungsinya sbg pusat peradaban dimana didalamnya ada unsur tolong-menolong,kasih sayang,&kesamaan

3.Upaya konkrit yg dilakukan masjid adalah membangun Jogokaryan sbg kampung Islami berbasis masjid

4. Masjid tidak pernah sepi dari jamaah tiap kali waktu sholat tiba

5.Masjid adalah satu-satunya masjid saat ini di Indonesia yg melakukan pemilu 4 tahun skali untuk memilih takmirnya

6.Tiap kandidat yang sedikitnya 10 orang jamaah berkampanye seusai sholat jamaah.

7.Pemilu dihadiri sekitar 1.979 orang jamaah dengan tidak mengacu pada peraturan pemilu yang terlalu ketat.

8. Pemilih tidak harus yang telah berusia 17 tahun atau sudah mempunyai KTP.

9.Bagi yang berusia di bawah 17 tahunpun memiliki hak pilih asal dia aktif di kegiatan masjid.

10.Setiap sholat jamaah tiba, nyaris tak ada shaf yang kosong di setiap sudut masjid.

11.Bahkan seperti bangku sekolah, shaf yang ditempati jamaahpun selalu diisi oleh orang yang sama.

12.Persaudaraan antar jamaah sangat kuat. Bila ada salah satu jamaah yang sakit, mereka berbondong-bondong untuk menjenguknya.
13.Setiap jamaah yg kehilangan sandalnya,akan diganti oleh takmir masjid dengan merek yg sama.bila tak ada yg sama, akan diusahakan diganti dg yang lebih bagus.#Jogokaryan

14.Masjid ini juga menyediakan penginapan bagi musafir

15.Jamaah masjid sangat gemar mendonorkan darahnya. Bahkan masjid ini menjadi rujukan Rumah sakit & PMI

16.Uniknya,jamaah shubuh di masjid ini, bisa memiliki kartu asuransi kesehatan hanya dengan membawa Rp.1000 tiap subuh

17.Masjid ini menggerakkan jamaah yg tidak aktif dengan memberikan undangan sholat berjamaah

18.Menariknya,undangan tersebut dibuat dalam bentuk yang bagus seperti undangan pernikahan

19.Di dalam undangan tersebut disediakan doorprize TV dan disediakan kopi susu serta roti bagi jamaahnya.

20.Semoga masjid-masjid lain bisa mencontoh masjid ini, dan bisa mengembalikan fungsi asal dari sebuah masjid













Jumat, 28 Oktober 2011

MUDA

1. Para pe-#Muda selalu memesona. Lihatlah mereka: tidurpun membawa perubahan, apalagi jika terjaga.

2. identik dengan 'hijau'. Masih hijau artinya masih terus bertumbuh, berkembang. Sementara yang matang, membusuk.

3. identik dengan 'tidak berpengalaman'. Tapi jika pengalaman artinya suka hadapi masalah baru dengan cara lama: Bahaya!

4. identik dengan kebersamaan dalam prihatin. Kita kadang lebih sulit bersatu jika telah banyak berpunya, luas berdaya.

5. identik dengan kejelasan sikap. Hitam-/-putih. Ya-/-tidak. Tak ada jalan ketiga. Hal yang tepat dalam soal 'Aqidah.

6. identik dengan gejolak. Titik temu dari ragam gejolak jadi terobosan berharga. Di situlah kita merangkai masa depan.

7. Ke-#Muda-an identik dengan pesona & ketangguhan fisik. Bagaimanapun 2 hal ini membantu ide perubahan tampil segar & cantik.

8. identik dengan tergesa, inginnya wujud segera. Maka disabarkan, 'tidurkan gelora' sembari mempersiapkan perangkatnya.

9. identik dengan masa ketergodaan dan gelimang nikmat. Mereka yang memilih jalan sunyi untuk berjuang, pasti istimewa.

10. identik dengan sedikitnya beban sejarah. Mereka lebih merdeka bersikap sebab tak terbelenggu rekam jejak masa lalu.

11. identik dengan mempertanyakan. Memang di situ letak kecerdasan; bukan dalam jawaban. 1 tanya kan membuka 1000 kerja.

#SUMPAHPEMUDA
@Salimafillah







GAGAL

Mungkin kegagalan memang lebih baik dibanding keberhasilan. Pun begitu bagi Adam, Musa, & Yunus; adalah jalan cerita menuju mulia.

Adam taat, lalu bertaubat; diampuni & selamat. Iblis berhasil ibadat, mulia di sisi malaikat, lalu bangga diri; maka laknat abadi.

Musa menahan emosi, membunuh orang & lari; dia diangkat jadi Nabi. Qarun berhasil kaya, lalu takjubi ilmu sendiri; dibenam bumi.

Yunus sabar, pergi, & terinsyaf di perut ikan; ummatnya pun beriman. Bal’am berhasil jadi ‘ulama, tapi ujung hidup khianat hina.

@Salimafillah

JANGAN

Jangan Marah! Sebab kemarahan mempertunjukkan semua kejelekan lahir & batin yang bisa disembunyikan dengan keramahan.

Jangan Dengki! Sebab hasad itu menyengsarakan kita saat orang lain bahagia, & mengajak ke neraka saat orang lain berduka

Jangan Bergunjing! Sebab gunjingan memakan pahala seperti api hanguskan kayu, menghimpun dosa seperti magnet menarik besi.

Jangan Merendahkan! Sebab hinaan menjatuhkan yang mencela, menanam dendam pada nan dijelekkan, & melalaikan dari perbaikan

Jangan Menunda! 'Amal yang tak dikerjakan hari ini takkan tertampung oleh esok hari yang memiliki hak ibadahnya sendiri.

Jangan Mengeluh! Sebab mengeluh -apalagi pada sesama tak berdaya- adalah cara termudah membuat kelam setitik jadi gelap semesta.

Jangan Menghakimi! Itu hanya merumitkan urusan saat kita jadi terdakwa di akhirat! Tugas dunia kita adalah jadi penyeru & saksi!

Jangan Mengungkit! Sebab bahkan pemberian yang menggunung tapi disebut-sebut kalah nilai dari wajah cerah & senyum manis.

Jangan Berdusta! Sebab kebohongan adalah candu menyakitkan; ia membuka berlipat pintu keburukan yang kian berkelindan

Jangan kagumi amal diri! Bahkan dosa yang membawakan sesal & taubat jauh lebih baik daripada ibadah yang melahirkan kesombongan!

Jangan Berdebat! Semua perbantahan YANG TAK LAHIRKAN AMAL melemahkan daya, menghabiskan waktu, membatalkan jatah rumah di surga.

Jangan Keras Hati & Kasar Sikap! Bahkan ahli kebenaran jika tak santun akan meruntuhkan rasa hormat sesama pada kebenaran itu.

Jangan Mempersulit! Agama adalah kemudahan untuk menjamin selamatnya insan sampai tujuan. Siapa memperrumit, akan kalah

Jangan Mendendam! Ia bagai menenggak racun ke kerongkongan sendiri lalu berharap orang lain yang mati. Penawarnya: memaafkan;)

Jangan Putus Asa! Ia ini kunci mati bagi segala kemungkinan baik nan berjuta. Sebab Allah mengarunia segaris sangka hambaNya.

Jangan Malas! Sebagaimana jatah rizqi takkan salah alamat, tanggungan ‘amal kita juga takkan diambil alih orang lain

Jangan Lari dari Masalah! Tugas kita meng-HADAP-i, lalu biarlah Allah yang meng-ATAS-i!

Jangan Kikir! Harta menemani sampai surga jika dititipkan pada yang membutuhkan. Tiada yang fakir disebabkan sedekahnya.

Jangan Serakah! Zuhudlah pada yang dimiliki manusia, mereka kan mencinta kita. Zuhudlah pada dunia, jadilah dirindu surga

Jangan Remehkan Sekecil Apapun Kebaikan! Amal sederhana yang diletarikan merangkai cintaNya, menjelma titian lancar ke surga.

Jangan Abaikan Sekecil Apapun Dosa! Bukan kecil jika terus dilakukan. Bukan kecil jika yang dikhianati adalah Yang Maha Besar.

Jangan Menganggur! Tak mengerjakan apapun, baik untuk dunia maupun akhirat, adalah pemandangan menyedihkan bagi langit & bumi.

Jangan Zhalim! Setiap kezhaliman membunuh sakinah di hati pelakunya, membuat Allah & makhluqNya murka, & menjauhkan dari surga.

Jangan Bosan Berdoa! Allah Maha Tahu, maka berdoa bukan cara memberitahuNya apa yang kita perlu. Doa itu bercakap mesra.

Jangan Khianati Nurani! Tiap saat dia membisikkan kebenaran. Mengikutinya kadang memang sunyi, tapi dibersamai senyum Ilahi.

Jangan Takut Gagal! Jalan kegagalan & keberhasilan itu sama. Hanya saja; alamat kesuksesan agak lebih ujung

Jangan Sembarang Makan! Setiap yang haram & tak suci merusak badan, menumbuhkan umpan neraka, menghalangi sampainya doa.

Segala puji bagi Allah, yang mengaruniakan kata "JANGAN" tuk menjaga kita dari keburukan.

Kami beriman Ya Rabbi; segala yang dariMu adalah baik & sempurna; termasuk 380 (tiga ratus delapan puluh!) kata "JANGAN" dalam Al Quran.

KULTWIT @SALIMAFILLAH

Selasa, 25 Oktober 2011

Doa Jumat

Allah, dekatlah Engkau mengabul doaku, jawab pintaku, luruskan fikirku, jelitakan ucapku, gamit lenganku, bimbing langkahku.

Allah, ampuni aku yang tahu bahwa pengawasanMu tak kenal henti, tapi kadang merasa aman bermaksiat dalam sepi.

Allah, ampuni aku sebab tahu bahwa penilaianMu-lah yang sejati, tapi kadang masih khawatir kalau 'amal baikku tak diketahui..

Allah, ampuni aku yang tahu bahwa surga itu nyata, tapi kadang masih merasa alangkah beratnya ibadah, taat & taqwa.

Allah, ampuni aku yang tahu bahwa siksa neraka itu ada, tapi masih sering membayangkan alangkah nikmatnya dosa-dosa.

Allah, ampuni aku yang tahu bahwa ada berbangkit setelah mati, tapi tak beramal tuk bekal menghadapi tangan-kaki yang jadi saksi.

Allah, ampuni aku yang tahu bahwa kelak semua 'amal akan diperlihatkan, tapi masih kekurangan malu digoda kenistaan.

Allah, ampuni aku yang tahu bahwa kubur itu gelap & sunyi, tapi kurang semangat menerangi & meramaikan dengan bershalih diri.

Allah, ampuni kami sebab kadang mengaku taubat nashuha, namun masih saja tergelincir kembali pada dosa yang sama

Allah, ampuni kami sebab mengaku ikhlas beramal karenaMu sejati, tapi masih saja ada selainMu menyelinap dalam hati.

Allah, hari ini ada tangis & kehilangan. Ada juga senyum & keberhasilan. Kuatkan kami saling berbagi hingga terrasakan kehambaan.

@salimafillah

Sang Nabi

Perawakan Sang tidak tinggi, tidak pendek. Rambutnya tidak keriting, tak pula lurus. Wajah beliau tidak bulat, bukan pula persegi.
Kulit Sang cerah, putih kemerah-merahan. Rambutnya disisir ketika sebahu, & digerai ketika papak sedaun telinga. Dahinya lebar.
Alis Sang melengkung & panjang, tebal & nyaris bertaut di tengah. Di antara keduanya terdapat urat yang memerah saat beliau marah.
Bola mata Sang indah & hitam, bulu matanya lentik menawan. Hidungnya mancung, bagian atasnya pancarkan cahaya. Kedua pipinya datar.
Janggut Sang menggaris dari depan telinga, menebal menuju dagu. Mulutnya lebar, gigi-giginya besar, & dari selanya memancar sinar.
Dari pangkal janggut , beralur ke bawah bulu-bulu nan halus, lewat leher, melebat di dada, melajur bagai tongkat hingga ke pusarnya.
Leher Sang jenjang & indah. Perut beliau sama rata dengan dadanya yang bidang. Jarak kedua bahu beliau lebar. Persendiannya kokoh.
Lengan Sang berjuntai, telapak lebar & tebal, jemarinya panjang. Telapak kaki beliau melengkung, halus hingga airpun tak menempel.

Sang berjalan dengan langkah kaki lebar, begitu langsam bagaikan menuruni bukit, tubuh beliau ikut berayun anggun di tiap langkah.
Kalau menoleh, Nabi berbalik dengan seluruh badan, lebih sering menunduk dibanding menatap tegak, melihat dengan penuh perhatian.
Dulu suka menyisir rambut ke belakang, seperti Ahli Kitab. Saat keingkaran mereka nyata, beliau selisihi dengan menyisir belahnya.
Sang suka meminyaki rambutnya. Kata Anas, uban beliau nan hanya 20 helai jadi tak tampak. Beliau gemar merapikan janggutnya.
Sang punya sebuah celak khusus yang beliau gunakan menjelang tidurnya. Tiga kali tuk kanan & kiri, sejuk & menumbuhkan bulu mata.
Pakaian kesukaan Sang adalah gamis berwarna putih, hibarah buatan Yaman berwarna merah, & baju sampir 2 helai warna hijau & hitam.
Sang berminyak wangi di seluruh tubuhnya. Isteri beliau mengoleskan di sekujur badan, lalu beliau sendiri harumkan bagian 'aurat.
Jemari manis Sang dilingkari cincin perak, matanya batu Habasyah bertuliskan "Muhammad Rasul Allah". Ia dilepas jika masuk tandas.
Sang menyimpan selalu selimut Khadijah; selimut yang menenangkan saat beliau terguncang wahyu pertama & di dalamnya beliau diseru.
Sang suka olahraga lari. Kadang bersama isteri. Kadang dengan anak-anak kecil yang beliau lombakan; siapa menangkap beliau duluan.
suka minum susu di wadah yang sama dengan isterinya, ditepatkan di bekas bibirnya. Anggur, zaitun, & buah lainnya, segigit berdua.
Tidur Sang tak pernah tengkurap. Jika miring berbantal telapak & kakinya disilang. Jika telentang kaki kanan diletak di atas kiri.
Kadang dalam renung khusyu', Sang duduk dengan lutut diangkat menempel perut. Suka bersandar bantal, tapi BUKAN di saat makan.
suka mandi bersama & bercanda main air dengan isteri-isterinya, bahkan pada Saudah yang tua. Kemesraan mereka tak terhalang usia.
Penutup kepala kesayangan adalah serban hitam, dikenakan dengan ujung menjatuh di pundak. Sandalnya bertali dua dari kulit hewan.

Makanan kesukaan -jarang beliau nikmati- ialah paha kanan kambing. Camilannya hais; campuran kurma rendam dengan keju & yoghurt.
yang penuh cinta memberi nama semua miliknya; dari perkakas rumah-tangga, bejana, kuda, unta, keledai, pedang, tombak, & lainnya.
makan roti dari tepung utuh yang tak diayak (dulu dianggap rendah; sekarang sehat berserat;), lauknya minyak zaitun, cuka, & labu.
TIDAK PERNAH mencela makan. Jika menyukainya beliau memakannya penuh syukur, jika tidak suka beliau cukup diam & tulus tersenyum.
TIDAK PERNAH mencela hidangan. Jika suka, beliau memakannya penuh syukur. Jika tidak suka, beliau cukup diam & tulus tersenyum.
kerjakan sendiri apa yang beliau bisa di urusan rumah tangga; menambal baju sobek, menjahit sandal rusak, memerah susu, & lainnya.

sangat suka bersiwak bersih gigi; jelang shalat, akan membaca Al Quran, menemui tamu & sahabat, juga tiap jumpa isteri & keluarga.
tak pernah jijik pada isteri yang haidh (sebagaimana kebiasaan Arab & Yahudi), beliau tetap bermesra, hanya menghindari jima'-nya.
Saat 'Aisyah haidh, tiduran di pangkuannya sambil lafalkan Quran; atau meletakkan kepala di antara pahanya, tidur dalam sahaja.
Bahkan tuk shalat malam, minta izin pada isteri yang sedang bersama di ranjang. "Apa kau relakan malam ini aku menghadap Rabbku?"
Karena kamar mereka sempit, saat shalat malam, berdiri menghadap 'Aisyah. Tuk bersujud, disentuhnya kaki sang isteri agar ditekuk.
Bengkaklah kaki Sang tersebab panjang shalatnya, sembab matanya oleh tangis duka. "Bukankah kau sudah diampuni?", tanya 'Aisyah.
Dosa beliau; lalu, kini, & nanti memang telah diampuni; maka kata tentang ibadah payahnya, "Ku ingin menjadi hamba nan bersyukur."

Menangis 'Umar melihat ranjang pelepah kurma membekaskan bilur di punggungnya. "Duhai , Kisra Persia & Kaisar Romawi dikelilingi ribuan pelayan, aneka perhiasan, & limpahan hidangan. Sementara engkau lebih mulia!" Jawab , "Tak relakah kau hai 'Umar, mereka merengkuh dunia sedang kita menyimpannya tuk kelak akhirat sana?" tersenyum, membersihkan pasir yang menempel di dahi sujudnya.
Sang tak suka diistimewakan. Jika ada pekerjaan di perjalanan, beliau selalu cari peluang tuk berperan; sampai pun menyiapkan api.
Jika dihadapkan pada pilihan, Sang selalu mengambil hal yang mudah & ringan, selama ianya tak jatuh pada hal yang diharamkan.
"Tak pernah kulihat", kata Anas, " murka atau membalas laku buruk atas pribadi beliau. Beliau hanya marah jika Allah dihinakan."
"Pernah 3 purnama", ujar 'Aisyah, "Di rumah kami tiada api menyala." Apa penyambung hidup -Nya?, tanya 'Urwah. "Kurma & air saja."
Kelembutan Sang tak terhalangi & tak menghalangi ibadahnya. Umamah binti Abil 'Ash, si cucu, sering digendong dalam shalatnya.

Satu waktu, Abu Hurairah melihat Al Husain & Al Hasan menunggang punggung Sang keliling ruangan. Tertakjub & tak tertahankan kata.
"Duhai permata hati", ujarnya, "Tunggangan ini adalah yang terbaik di langit & bumi." Sang berkata, "Demikian pula penunggangnya!"
Satu kali, bersama Abu Bakr & 'Umar, keluar. Dan sungguh yang menyebabkannya adalah rasa lapar. Bertamulah mereka ke rumah Anshar.
Jamuan bersahaja, tegukan susu unta & keratan daging domba, kemudian bersabda, "Sungguh atas nikmat hari ini kalian akan ditanya!"
Dia kita; yang menahan sesak kala dalam ruku' lehernya dijerat, saat sujud kepalanya diinjak & punggungnya dituangi kotoran unta.

kultwit @salimafillah

Minggu, 16 Oktober 2011

INSPIRATION WORDS FOR WRITERS

Seringkali, yang membuat ujung pena terhenti menuangkan kata adalah keinginan untuk melahirkan tulisan yang banyak disanjung orang.

Sementara yang memecah kebuntuan adalah sikap APA ADANYA dalam menuturkan kebenaran.

Resep menulis yang paling baik adalah; Tuangkan saja!

Gagasan yang baik sering tidak tersampaikan karena kita sibuk memikirkan bagaimana membuat AWALAN.

Padahal, awalan yang terbaik adalah cetusan gagasan itu sendiri.

Banyak orang menunggu MOOD untuk menulis. Sementara bagi yang lain; mood bangkit karena kuatnya semangat menyampaikan KEBENARAN.

Tanpa bakat, orang tetap bisa menjadi penulis hebat. Tapi tanpa kegigihan, penulis berbakatpun tak berarti apa-apa.

BY SALIM A FILLAH

Sabtu, 15 Oktober 2011

Curhatan Ustadz Salim a Fillah tentang bidadarinya :)

Duhai Cinta; lukaku selalu Allah sembuhkan dengan air matamu. Bahagiaku selalu Allah sempurnakan dengan tawamu.

Duhai Cinta; gelisahku senantiasa tenggelam bersama senyummu; hebatlah kesediaanmu mendampingiku; tanpa syarat, tanpa jemu.

Telah kau insyafkan betapa tak mudah menjadi lelaki; tak pernah sempurna kumemberi, meski kukerahkan segala cinta & daya diri.

Karena tak pernah utuh aku menjadi suami; sebagaimana kau tahu aibku di sana-sini; seperti kau rasa khilafku terulang lagi

Tiap hari, merambatlah usia ini, dan tak ada yang bisa kuberikan padamu, selain doa yang kulantun dengan bersahaja; kadang rahasia

Moga ia tak usang, tak lekang, dan makin lama kian INDAH. Seperti namamu; moga selalu dalam ridha dan barakah.

Tentu saja saat itu, tujuh tahun lalu, kau punya banyak pilihan. Dan aku, he he, sama sekali tak masuk hitungan.

Aku bukan lelaki yang jika kau lihat seakan wujud malaikat. Dan pasti tetap sakit, jika kau tatap wajahku sambil mengiris jemari.

Aku juga bukan pria yang jika diajak bicara; membuatmu merasa ada & berharga. Bahkan aku dijuluki; si penumpah airmata.

Sulit kubayangkan apa yang ada dalam benakmu, -terlebih ayah ibumu-, ketika di acara khithbah, ringan saja aku berkata: “Urusannya ialah segera menikah. Belum soal dengan siapa. Jika tak dapat mertua di sini, insyaaLlah kami cari di pulang nanti.”

Aku tahu, aku terlihat tak waras dan tak tahu malu dengan kata-kata itu. Tapi hebatnya, kau memahamiku.

Dan tertakjub aku, karena kau bisa meyakinkan walimu, bahkan wangsamu; bahwa aku makhluk langka, patut dilestarikan jua;

Ternyata kita memang sejiwa, seakan ketika melirikmu sekilas, hatiku berkirim pesan menyapa & lirih mencintakan taqwa.

“Aku bukannya tak sabar. Hanya tak ingin menanti. Karena ketegasan macam ini adalah juga kesabaran –juga kesiapan diusir pulang."

"Karena kita tahu, dalam penantian, ada lebih banyak celah syaithan. Lagu nantikanku di batas waktu, tak tercipta tuk kita bukan?”

-aku sadar, sejak peristiwa itu kau mulai mengenalku, dan menyiapkan diri untuk kelaknya, banyak-banyak menyabariku-

Maka kusyukuri hadirmu sebagai penggenap separuh agamaku; penjaga ketaatanku. Bantu aku bertaqwa di separuh lainnya, Cintaku..

Maka segala puji bagi Allah; yang hanya dengan pertolonganNya kita mampu berdzikir, bersyukur, & membaikkan ibadah kita..

Tujuh tahun lalu kita menikah. Aku lalu tahu bahwa kau agak pemarah. Tapi aku suka itu; sebab marahmu selalu di atas alasan jitu.

Dan lagi, kau tak seganas ‘Aisyah yang membanting piring, ketika Nabi menjamu tamu-tamu. Saat itu, mereka terbelalak lalu haru.

Kau juga tak pernah sampai mengatai suami, “Kamu ini hanya mengaku-aku Nabi!”, seperti 'Aisyah di waktu murka diri

Ah, begitulah 'Aisyah; begitu besar cintanya pada lelaki sempurna; besar pula cemburunya. Jadilah cermin tuk rumahtangga kita.

Separah-parahnya yang kurasakan saat marahmu hanya tak kau bukakan pintu di larut pulangku.
Jadiku bagai ‘Ali saat dimarahi Fathimah; tidur di luar berselimut tanah. Ketika itu dia dapat sapa cinta dari mertua: Abu Turab.

Dan kau memintaku menjadikanmu Khadijahku. Itu artinya kau akan meneladaninya; misalnya dengan tak bertanya Ketika kau lihat beban menekuk mukaku, menggontaikan tubuhku. Lalu kau mempersilakanku berbaring bukan di kamarmu, Karena begitulah yang dilakukan Khadijah ketika suaminya berjebah; terguncang, gelisah, menggigil, & payah ditimbuni risalah. Tapi menjadikanmu Khadijah artinya juga; takkan ada selain dirimu, sebelum Allah memanggilmu;)

Soal yang ini, doakanlah aku kuat; dan -demi Allah aku berjanji- takkan meminta padaNya agar itu terjadi cepat-cepat;

Duhai, 7 tahun bersamamu Cinta, ada banyak yang tak bisa diungkap dengan kata. Semoga selalu berasa surga sebelum surga.

Jumat, 30 September 2011

PERIBAHASA Note to MySelf

Malang tak dapat ditolak; tapi pahala sabar begitu besar. Untung tak dapat diraih; tapi ganjaran Allah ada pada kerja, bukan hasilnya.

Karena nila setitik, rusak susu sebelanga. Lalu diapun membuka usaha spa; mandi susu secampur nila; jadikan kulit meremaja.

Sudah jatuh, tertimpa tangga. Betapa berlipat pahala sabarnya, betapa mustajab doa-doanya, betapa tergugur dosa-dosanya.

Sesal dahulu pendapatan. Sesal kemudian sangat berguna. Ia bagian dari taubat; lalu mohon ampun, janji tak ulangi, & memperbaiki diri.

Bagai si pungguk merindukan bulan. Tak masalah. Yang tak pungguk pun juga tak bisa meraihnya. Adapun surga; terbuka bagi siapa saja.

Bagaikan air di daun talas. Alangkah indah bersambut pagi, memancarkan rona pelangi dari sinar mentari; bagi Penciptanya segala puji.

Air berriak, tanda tak dalam. Keberadaannya menjadikan insan bisa menyeberang, tak terperosok ke dalam tenang yang menghanyutkan.

Bertepuk sebelah tangan. Arahkan ke paha. Demikian hendaknya wanita ingatkan khilaf Imam dalam shalatnya. Hidup ini saling menasehati.

Sedikit-sedikit, lama-lama menjadi bukit. Mungkin dalam harta. Tapi demikian pula dosa. Tak terasa, hati gulita disesaki noktah nista.

Ayam sekarat di lumbung padi. Ajal akan datang seperti telah ditakdirkan; kapan & dimana ianya. Pun kekayaan, tak bisa menolaknya

Bagai mencari jarum di tumpukan jerami. Demikianlah yang dilakukan para 'Ulama Mujtahid. Maka benarnya pahala dua, salahpun berpahala

Kreativitas muncul sebab ada batas-batas. Ia mati kala sepenuhnya bebas.

KulTwit Salim A fillah

Sabtu, 24 September 2011

Taubat sang pendosa

Di kalangan Bani Israil; ada seorang pendosa; khazanah kemaksiatannya sebilangan pasir di gurun, melimpah bertimbun-timbun. Tetapi hidayah Allah menyapa; dia disergap takut oleh dosa-dosa. Semua khilaf menghantui kala sepi, mencekamkan malu saat ramai.

Maka dengan cemas hati; dia melarikan diri ke negeri jauh, mencoba menghapus jejak kenangan atas segala kesalahan di kotanya. Maka diarunginya padang pasir yang menyengatkan terik; batu & kerikil serasa menyala, & matahari sama sekali tak bercadarkan awan.

Dalam langkah-langkah yang menyiksa tubuh & memayahkan jiwa itu; dia berjumpa kawan perjalanan. Dan hebat; beliau seorang Nabi. Menghadapi cuaca yang demikian berat; sang Nabi berkata pada si pendosa; "Mari berdoa, agar Allah memayungkan awan di perjalanan!"
Memerah muka sang pendosa; takut-takut dia berkata, "Demi Allah, aku malu meminta hal itu, aku merasa tak layak berdoa kepadaNya." Nabi Bani Israil itu tersenyum; "Baiklah aku yang berdoa. Kau cukup mengaminkan saja!" Tak lama, awanpun menaungkan bayang-bayang.

Lalu tibalah di persimpangan; tujuan berbeda haruskan mereka berpisah arah. Maka setelah salam, masing-masing menempuh jalannya.
Alangkah terkejut Nabi itu ketika mendapati awan yang menaungi selama perjalanan mereka berdua kini tak lagi bersama dirinya. Yang menakjubkan; ternyata awan itu tetap menaungi laki-laki yang tadi bersamanya. Bergegas Nabi itu berbalik & menghampirinya.

"Saudara! Tunggu! Kaubilang tadi tak punya keutamaan apapun; bahkan berdoapun merasa tak layak; tapi awan itu malah mengikutimu!"
Katakan padaku", desaknya, "Apa yang menjadi rahasia kemuliaanmu di sisi Allah sehingga justru ucapan Aamiin-mu yang dikabulkan!
Lelaki itu kebingungan. "Apa? Aku tak tahu duhai Nabi Allah.. Aku tak tahu.. Aku hanya pendosa nista yang lari dari masa lalu.."
"..Aku ahli maksiat yang hina, & kini begitu haus akan ampunan Rabbku!", ujarnya. "Itulah dia! Itulah dia!", sahut Sang Nabi.

"Sungguh benar; di sisi Allah, kemuliaan seorang yang bertaubat bisa mengungguli keutamaan seorang Nabi seperti aku", pungkasnya.

@salimafillh #kisah

Selasa, 20 September 2011

Puasa Cinta

Setiap kali kehilangan rasa sabarku, menunggumu duhai pangeran berkuda putihku....
tak bosan aku baca, baca lagi nasehat Gurunda Salim ini:

Alangkah seringnya
Mentergesai kenikmatan tanpa ikatan
Membuat detik-detik di depan terasa hambar

Belajar dari ahli puasa
Ada dua kebahagiaan baginya
Saat berbuka
Dan saat Allah menyapa lembut memberikan pahala

Inilah puasa panjang syahwatku
Kekuatan ada pada menahan
Dan rasa nikmat itu terasa, di waktu buka yang penuh kejutan

Coba saja
Kalau Allah yang menghalalkan
Setitis cicipan surga
Kan menjadi shadaqah berpahala

Dan semoga Alloh kuatkan diriku,,

Menjaga hati… hanya untukmu, calon imamku........^_^

Kupinang engkau dengan Hamdalah by M.faudzil ‘adhim


“Di antara tanda-tanda kekuasaan Allah, ialah diciptakannya pasangan-pasanganmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung padanya. Dan Allah menjadikan di antara kalian perasaan tenteram dan kasih sayang. Pada yang demikian ada tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir.” (QS: Ar-Rum-21)Ketika tiba masa usia aqil baligh, maka perasaan ingin memperhatikan dan diperhatikan lawan jenis begitu bergejolak. Banyak perasaan aneh dan bayang-bayang suatu sosok berseliweran tak karuan. Kadang bayang-bayang itu menjauh tapi kadang terasa amat dekat. Kadang seorang pemuda bisa bersikap acuh pada bayang-bayang itu tapi kadang terjebak dan menjadi lumpuh. Perasaan sepi tiba-tiba menyergap ke seluruh ruang hati. Hati terasa sedih dan hidup terasa hampa. Seakan apa yang dilakukannya jadi sia-sia. Hidup tidak bergairah. Ada setitik harapan tapi berjuta titik kekhawatiran justru mendominasi.

Perasaan semakin tak menentu ketika harapan itu mulai mengarah kepada lawan jenis. Semua yang dilakukannya jadi serba salah. Sampai kapan hal ini berlangsung? Jawabnya ada pada pemuda itu sendiri. Kapan ia akan menghentikan semua ini. Sekarang, hari ini, esok, atau tahun-tahun besok. Semakin panjang upaya penyelesaian dilakukan yang jelas perasaan sakit dan tertekan semakin tak terperikan. Sebaliknya semakin cepat /pendek waktu penyelesaian diupayakan, kebahagiaan & kegairahan hidup segera dirasakan. Hidup menjadi lebih berarti & segala usahanya terasa lebih bermakna.

Penyelesaian apa yang dimaksud? Menikah! Ya menikah adalah alat solusi untuk menghentikan berbagai kehampaan yang terus mendera. Lantas kapan? Bilakah ia bisa dilaksanakan? Segera! Segera di sini jelas berbeda dengan tergesa-gesa. Untuk membedakan antara segera dengan tergesa-gesa, bisa dilihat dari dua cara :

Pertama, tanda-tanda hati. Orang yang mempunyai niat tulus, kata Imam Ja’far, adalah dia yang hatinya tenang, sebab hati yang tenang terbebas dari pemikiran mengenai hal-hal yang dilarang, berasal dari upaya membuat niat murni untuk Allah dalam segala perkara. Kalau menyegerakan menikah karena niat yang jernih, Insya Allah hati akan merasakan sakinah, yaitu ketenangan jiwa saat menghadapi masalah-masalah yang harus diselesaikan. Kita merasa yakin, meskipun harapan & kekhawatiran meliputi dada. Lain lagi dengan tergesa-gesa. Ketergesaan ditandai oleh perasaan tidak aman & hati yang diliputi kecemasan yang memburu.

Kedua, tanda-tanda perumpamaan. Ibarat orang bikin bubur kacang hijau, ada beberapa bahan yang diperlukan. Bahan paling pokok adalah gula & kacang hijau. Jika gula & kacang hijau dimasukkan air kemudian direbus, maka akan didapati kacang hijau tidak mengembang. Ini namanya tergesa-gesa. Kalau gula baru dimasukkan setelah kacang hijaunya mekar ini namanya menyegerakan. Tapi kalau lupa, tidak segera memasukkan gula setelah kacang hijaunya mekar cukup lama orang akan kehilangan banyak zat gizi yang penting.

Dari Abu Hurairah r.a, Rasulullah bersabda : “Tiga orang yang selalu diberi pertolongan Allah adalah seorang mujahid yang selalu memperjuangkan agama Allah, seorang penulis yang selalu memberi penawar & seorang yang menikah untuk menjaga kehormatannya” (HR Thabrani)

Banyak jalan yang dapat menghantarkan orang kepada peminangan & pernikahan. Banyak sebab yang mendekatkan dua orang yang saling jauh menjadi suami istri yang penuh barakah & diridhai Allah. Ketika niat sudah mantap & tekad sudah bulat, persiapkan hati untuk melangkah ke peminangan. Dianjurkan, memulai lamaran dengan hamdalah & pujian lainnya kepada Allah SWT. Serta Shalawat kepada Rasul-Nya. Abu Hurairah r.a. menceritakan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda : “Setiap perkataan yang tidak dimulai dengan bacaan hamdalah, maka hal itu sedikit barakahnya (terputus keberkahannya)” HR Abu Daud, Ibnu Majah & Imam Ahmad.

Setelah peminangan disampaikan, biarlah pihak wanita & wanita yang bersangkutan untuk mempertimbangkan. Sebagian memberikan jawaban segera, sebelum kaki bergeser dari tempat berpijaknya, sebab menikah mendekatkan kepada keselamatan akhirat, sedang calon yang datang sudah diketahui akhlaqnya, sebagian memerlukan waktu yang cukup lama untuk bisa memberi kepastian apakah pinangan diterima atau ditolak, karena pernikahan bukan untuk sehari dua hari.

Apapun, serahkan kepada keluarga wanita untuk memutuskan. Mereka yang lebih tahu keputusan apa yang terbaik bagi anaknya. Anda harus husnudzan pada mereka. Bukankah ketika meminang wanita berarti anda mempercayai wanita yang diharapkan oleh anda beserta keluarganya.

Keputusan apapun yang mereka berikan, sepanjang didasarkan atas musyawarah yang lurus, akan baik dan Insya Allah memberi akibat yang baik bagi anda. Tidak kecewa orang yang istikharah & tidak merugi orang yang musyawarah. Maka apapun hasil musyawarah, sepanjang dilakukan dengan baik, akan membuahkan kebaikan. Sebuah keputusan tidak bisa disebut buruk atau negatif, jika memang didasarkan kepada musyawarah yang memenuhi syarat, hanya karena tidak memberi kesempatan kepada anda untuk menjadi anggota keluarga mereka. Jika niat anda memang untuk silaturrahim, bukankah masih tersedia banyak peluang untuk menyambung?

Anda telah meminangnya dengan hamdalah, anda telah dimampukan datang oleh Allah Yang Maha Besar. Dia-lah Yang Maha Lebih Besar. Semuanya kecil. Ada pelajaran yang sangat berharga dari Bilal bin Rabbah tentang meminang. Ketika ia bersama Abu Ruwaihah menghadap kabilah Khaulan, Bilal mengemukakan : “Jika pinangan kami anda terima, kami ucapkan Alhamdulillah. Dan kalau anda menolak, maka kami ucapkan Allahu Akbar.” Maka, kalau pinangan yang anda sampaikan ditolak, agungkan Allah, semoga anda tetap berbaik sangka kepada Allah & juga kepada keluarganya. Sebab bisa jadi, penolakan merupakan jalan pensucian jiwa dari kedzaliman diri sendiri, bisa jadi penolakan merupakan proses untuk mencapai kematangan, kemantapan & kejernihan niat. Sementara ada banyak hal yang dapat mengotori niat. Bisa jadi Allah hendak mengangkat derajat anda, kecuali anda justru malah merendahkan diri sendiri. Tapi hati perlu diperiksa, jangan-jangan perasaan itu muncul karena ujub.

Kekecewaan, mungkin saja timbul. Barangkali ada perasaan yang perih, barangkali juga ada yang merasa kehilangan rasa percaya diri saat itu. Ini merupakan reaksi psikis yang wajar, kecewa adalah perasaan yang manusiawi, tetapi ia harus diperlakukan dengan cara yang tepat agar ia tidak menggelincirkan ke jurang kenistaan yang sangat gelap. Kecewa memang pahit. Orang sering tidak tahan menanggung rasa kecewa, mereka berusaha membuang jauh-jauh sumber kekecewaan. Sekilas nampak tidak ada masalah, tetapi setiap saat berada dalam kondisi rawan. Perasaan itu mudah bangkit lagi dengan rasa sakit yang lebih perih. Dan yang demikian tidak dikehendaki Islam. Islam menghendaki kekecewaan itu menghilang perlahan-lahan secara wajar. Sehingga kita bisa mengambil jarak dari sumber kekecewaan dengan tidak kehilangan obyektivitas & kejernihan hati, kita menjadi lebih tegar, meskipun proses yang dibutuhkan untuk menghapus kekecewaan lebih lama.

Kalau anda merasa kecewa, periksalah niat anda. Dibalik yang dianggap baik, mungkin ada niat yang tidak lurus. Periksalah motif-motif yang melintas dalam batin. Selama peminangan hingga saat menunggu jawaban. Kemudian biarkan hati memproses secara wajar sampai menemukan kembali ketenangan secara mantap.

Tetapi kalau jawaban yang diberikan oleh keluarga wanita sesuai harapan, berbahagialah sejenak. Bersyukurlah. Insya Allah kesendirian yang dialami dengan menanggung rasa sepi sebentar lagi akan menghapus kepenatan selama di luar rumah. Insya Allah sebentar lagi.

Tunggulah beberapa saat. Setelah tiba masanya, halal bagi anda untuk melakukan apa saja yang menjadi hak anda bersamanya. Akan tiba masanya anda merasakan kehangatan cintanya. Kehangatan cinta wanita yang telah mempercayakan kesetiaannya kepada anda. Setelah tiba masanya, halal bagi anda untuk menemukan pangkuannya ketika anda risau.

Selama menunggu, ada kesempatan untuk menata hati. Melalui pernikahan Allah memberikan banyak keindahan & kemuliaan. Wanita boleh menawarkan Islam memberikan penghormatan yang suci kepada niat & ikhtiar untuk menikah. Nikah adalah masalah kehormatan agama, bukan sekedar legalisasi penyaluran kebutuhan biologis dengan lawan jenis. Islam memperbolehkan kaum wanita untuk menawarkan dirinya kepada laki-laki yang berbudi luhur, yang ia yakini kehormatan agamanya, dan kejujuran amanahnya menjadi suaminya. Dan Khadijah r.a atas teladan bagi wanita yang bermaksud untuk menawarkan diri.

Sikap menawarkan diri menunjukkan ketinggian akhlaq & kesungguhan untuk mensucikan diri. Sikap ini lebih dekat kepada ridha Allah & untuk mendapatkan pahala-Nya, Allah pasti mencatatnya sebagai kemuliaan & mujahadah yang suci. Tidak peduli tawarannya diterima atau ditolak, terutama kalau ia tidak mempunyai wali. Insya Allah, jika sikap menawarkan diri dilakukan dengan ketinggian sopan santun, tidak akan menimbulkan akibat kecuali yang maslahat. Seorang laki-laki yang memiliki pengetahuan yang mendalam pasti akan meninggikan penghormatan seperti ini, kecuali laki-laki yang rendah & tidak memiliki kehormatan, kecuali sekedar apa yang disangkanya sebagai kebaikan.

Imam Bukhari menceritakan cerita dari Anas r.a ada seorang wanita yang datang menawarkan diri kepada Rasulullah SAW dan berkata : “Ya Rasulullah! Apakah baginda membutuhkan daku?” Putri Anas yang hadir & mendengarkan perkataan wanita itu mencela sang wanita yang tidak punya harga diri & rasa malu, “Alangkah sedikitnya rasa malunya, sungguh memalukan, sungguh memalukan.” Anas berkata kepada putrinya : “Dia lebih baik darimu, Dia senang kepada Rasulullah SAW lalu dia menawarkan dirinya untuk beliau!” (HR Bukhari).