Just A Life Journey of A Girl

Just A Life Journey of A Girl

A Life Learner

Semoga,,kehadiranku disini,,dapat sedikit menjadi pewarna dalam hidupmu,,walau hanya setitik...

Selasa, 25 Oktober 2011

Sang Nabi

Perawakan Sang tidak tinggi, tidak pendek. Rambutnya tidak keriting, tak pula lurus. Wajah beliau tidak bulat, bukan pula persegi.
Kulit Sang cerah, putih kemerah-merahan. Rambutnya disisir ketika sebahu, & digerai ketika papak sedaun telinga. Dahinya lebar.
Alis Sang melengkung & panjang, tebal & nyaris bertaut di tengah. Di antara keduanya terdapat urat yang memerah saat beliau marah.
Bola mata Sang indah & hitam, bulu matanya lentik menawan. Hidungnya mancung, bagian atasnya pancarkan cahaya. Kedua pipinya datar.
Janggut Sang menggaris dari depan telinga, menebal menuju dagu. Mulutnya lebar, gigi-giginya besar, & dari selanya memancar sinar.
Dari pangkal janggut , beralur ke bawah bulu-bulu nan halus, lewat leher, melebat di dada, melajur bagai tongkat hingga ke pusarnya.
Leher Sang jenjang & indah. Perut beliau sama rata dengan dadanya yang bidang. Jarak kedua bahu beliau lebar. Persendiannya kokoh.
Lengan Sang berjuntai, telapak lebar & tebal, jemarinya panjang. Telapak kaki beliau melengkung, halus hingga airpun tak menempel.

Sang berjalan dengan langkah kaki lebar, begitu langsam bagaikan menuruni bukit, tubuh beliau ikut berayun anggun di tiap langkah.
Kalau menoleh, Nabi berbalik dengan seluruh badan, lebih sering menunduk dibanding menatap tegak, melihat dengan penuh perhatian.
Dulu suka menyisir rambut ke belakang, seperti Ahli Kitab. Saat keingkaran mereka nyata, beliau selisihi dengan menyisir belahnya.
Sang suka meminyaki rambutnya. Kata Anas, uban beliau nan hanya 20 helai jadi tak tampak. Beliau gemar merapikan janggutnya.
Sang punya sebuah celak khusus yang beliau gunakan menjelang tidurnya. Tiga kali tuk kanan & kiri, sejuk & menumbuhkan bulu mata.
Pakaian kesukaan Sang adalah gamis berwarna putih, hibarah buatan Yaman berwarna merah, & baju sampir 2 helai warna hijau & hitam.
Sang berminyak wangi di seluruh tubuhnya. Isteri beliau mengoleskan di sekujur badan, lalu beliau sendiri harumkan bagian 'aurat.
Jemari manis Sang dilingkari cincin perak, matanya batu Habasyah bertuliskan "Muhammad Rasul Allah". Ia dilepas jika masuk tandas.
Sang menyimpan selalu selimut Khadijah; selimut yang menenangkan saat beliau terguncang wahyu pertama & di dalamnya beliau diseru.
Sang suka olahraga lari. Kadang bersama isteri. Kadang dengan anak-anak kecil yang beliau lombakan; siapa menangkap beliau duluan.
suka minum susu di wadah yang sama dengan isterinya, ditepatkan di bekas bibirnya. Anggur, zaitun, & buah lainnya, segigit berdua.
Tidur Sang tak pernah tengkurap. Jika miring berbantal telapak & kakinya disilang. Jika telentang kaki kanan diletak di atas kiri.
Kadang dalam renung khusyu', Sang duduk dengan lutut diangkat menempel perut. Suka bersandar bantal, tapi BUKAN di saat makan.
suka mandi bersama & bercanda main air dengan isteri-isterinya, bahkan pada Saudah yang tua. Kemesraan mereka tak terhalang usia.
Penutup kepala kesayangan adalah serban hitam, dikenakan dengan ujung menjatuh di pundak. Sandalnya bertali dua dari kulit hewan.

Makanan kesukaan -jarang beliau nikmati- ialah paha kanan kambing. Camilannya hais; campuran kurma rendam dengan keju & yoghurt.
yang penuh cinta memberi nama semua miliknya; dari perkakas rumah-tangga, bejana, kuda, unta, keledai, pedang, tombak, & lainnya.
makan roti dari tepung utuh yang tak diayak (dulu dianggap rendah; sekarang sehat berserat;), lauknya minyak zaitun, cuka, & labu.
TIDAK PERNAH mencela makan. Jika menyukainya beliau memakannya penuh syukur, jika tidak suka beliau cukup diam & tulus tersenyum.
TIDAK PERNAH mencela hidangan. Jika suka, beliau memakannya penuh syukur. Jika tidak suka, beliau cukup diam & tulus tersenyum.
kerjakan sendiri apa yang beliau bisa di urusan rumah tangga; menambal baju sobek, menjahit sandal rusak, memerah susu, & lainnya.

sangat suka bersiwak bersih gigi; jelang shalat, akan membaca Al Quran, menemui tamu & sahabat, juga tiap jumpa isteri & keluarga.
tak pernah jijik pada isteri yang haidh (sebagaimana kebiasaan Arab & Yahudi), beliau tetap bermesra, hanya menghindari jima'-nya.
Saat 'Aisyah haidh, tiduran di pangkuannya sambil lafalkan Quran; atau meletakkan kepala di antara pahanya, tidur dalam sahaja.
Bahkan tuk shalat malam, minta izin pada isteri yang sedang bersama di ranjang. "Apa kau relakan malam ini aku menghadap Rabbku?"
Karena kamar mereka sempit, saat shalat malam, berdiri menghadap 'Aisyah. Tuk bersujud, disentuhnya kaki sang isteri agar ditekuk.
Bengkaklah kaki Sang tersebab panjang shalatnya, sembab matanya oleh tangis duka. "Bukankah kau sudah diampuni?", tanya 'Aisyah.
Dosa beliau; lalu, kini, & nanti memang telah diampuni; maka kata tentang ibadah payahnya, "Ku ingin menjadi hamba nan bersyukur."

Menangis 'Umar melihat ranjang pelepah kurma membekaskan bilur di punggungnya. "Duhai , Kisra Persia & Kaisar Romawi dikelilingi ribuan pelayan, aneka perhiasan, & limpahan hidangan. Sementara engkau lebih mulia!" Jawab , "Tak relakah kau hai 'Umar, mereka merengkuh dunia sedang kita menyimpannya tuk kelak akhirat sana?" tersenyum, membersihkan pasir yang menempel di dahi sujudnya.
Sang tak suka diistimewakan. Jika ada pekerjaan di perjalanan, beliau selalu cari peluang tuk berperan; sampai pun menyiapkan api.
Jika dihadapkan pada pilihan, Sang selalu mengambil hal yang mudah & ringan, selama ianya tak jatuh pada hal yang diharamkan.
"Tak pernah kulihat", kata Anas, " murka atau membalas laku buruk atas pribadi beliau. Beliau hanya marah jika Allah dihinakan."
"Pernah 3 purnama", ujar 'Aisyah, "Di rumah kami tiada api menyala." Apa penyambung hidup -Nya?, tanya 'Urwah. "Kurma & air saja."
Kelembutan Sang tak terhalangi & tak menghalangi ibadahnya. Umamah binti Abil 'Ash, si cucu, sering digendong dalam shalatnya.

Satu waktu, Abu Hurairah melihat Al Husain & Al Hasan menunggang punggung Sang keliling ruangan. Tertakjub & tak tertahankan kata.
"Duhai permata hati", ujarnya, "Tunggangan ini adalah yang terbaik di langit & bumi." Sang berkata, "Demikian pula penunggangnya!"
Satu kali, bersama Abu Bakr & 'Umar, keluar. Dan sungguh yang menyebabkannya adalah rasa lapar. Bertamulah mereka ke rumah Anshar.
Jamuan bersahaja, tegukan susu unta & keratan daging domba, kemudian bersabda, "Sungguh atas nikmat hari ini kalian akan ditanya!"
Dia kita; yang menahan sesak kala dalam ruku' lehernya dijerat, saat sujud kepalanya diinjak & punggungnya dituangi kotoran unta.

kultwit @salimafillah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar